Mulai lagi nulis tentang perjalanan bareng gembelers :p. Akhirnya mood nya datang juga, soalnya ada yang ngomentarin di FB, kelamaan kata [H]. Mari kita mulai dengan bismillah
Anggota gembelers yang melakukan perjalanan yaitu man, gam, san, fan, lim, bay, dan saya sendiri. Perjalanan yang sekarang ini sebenarnya di luar perkiraan, soalnya cuma ada jeda waktu 1 minggu dari perjalanan yang ke pulau tidung. Catatan yang ke tidung bisa dibaca di sini, sini, dan sini. Oke, lanjut lagi. Ntah siapa yang ngasih ide ini duluan, tapi semuanya tertarik dengan dukungan tanggal merah yang ada di kalender. Ngobrol-ngobrol bentar, disepakati titik temu untuk keberangkatan di terminal bus Baranang Siang, tepatnya di depan kantor polisi yang disitu.
Orang pertama yang hadir adalah saudara san, dengan celana pendek, sendal jepit, dan rambut gondrongnya yang keriting. Awalnya heran ngeliat tu orang ada disitu, soalnya dari list awal dia tidak masuk. Pas ditanyain juga dia ngomongnya mau ke jakarta, jadi saya ga curiga. Selang lima menit, dia nanya kemana gembelers yang lain. Lah kok nanyain yang lain? Bukannya dia mau ke Jakarta? Taunya semalam dia sudah negosiasi dengan saudara gam lewat dunia maya. Gw ma ketawa aja, kenapa ga dari awal dia bilang mau ikutan, hahahaha.
Orang ketiga yang datang adalah saudara fan dengan tikar ajaib nya. Yang ini gayanya hampir mirip dengan saudara san, celana pendek tanpa rambut gondrong. Disusul kedatangan saudara gam dan man yang lengkap dengan tas gede masing-masing. Orang terakhir yang datang adalah saudara bay, yang molor jauh banget waktunya, hampir 1 jam. Alasannya sih bisa diterima, soalnya buat kepentingan bersama, yaitu ngambil tenda di rumah temannya.
Tanpa pikir panjang, mulai mencari kendaraan yang bisa langsung ke tujuan. Awalnya masih bingung mau milih naik bus atau naik colt (L300). Timang-timang, akhirnya milih naik colt biar cepat sampai, dengan konsekuensi di perjalanan akan melakukan kegiatan sport jantung :D. Ternyata emang benar euy, baru 1 jam udah mulai kerasa sport nya, colt tidak mengenal macet rupanya.
Perjalanan memakan waktu 3 jam plus sport jantung. Sampai di pemberhentian pertama, di depan kantor polisi. Disini mulai lagi kebingungan terjadi, tidak ada yang tau jalan selanjutnya kemana. Gam dan man mencari informasi ke kantor polisi dan hasilnya arah yang benar pun didapatkan. Jalan kaki sekitar 10 menit, mencari terminal lagi. Bingung lagi, yah tanya lagi. Soalnya ga tau lagi naik apa ke Situ Gunung nya. Nanya-nanya dapat info naik angkot merah.
Sekitar 30 menitan sampai sudah di pintu gerbang Situ Gunung. Tak disia-siakan, langsung dokumentasi di depan pintu gerbang. Ngurus tiket masuk, bayar-bayar, sudah bisa memulai perjalanan offroad nya. Tapi suara perut kosong pun terdengar yang memaksa untuk turun lagi sedikit ke bawah nyari tempat makan. Dengan naluri kelaparan, mulai mengandalkan indera penciuman untuk mencari makan. Sampe depan warung, langsung pesan nasi dan lauk pauknya.
Acara makan dan istirahat sejenak sambil nanya-nanya keadaan diatas gimana. Perut udah tenang, perjalanan dilanjutkan. Kita dihadapkan dengan persimpangan jalan, mau ngambil kiri atau kanan. Kiri menuju situ nya sendiri, yang kanan menuju curug alias air terjun. Sesuai dengan voting, jalan kiri pun di pilih. Jalan nya lumayan bagus untuk ukuran di gunung, karena masih bisa dilalui oleh mobil-mobil bagus. Jalan kaki menjadi pilihan utama, namanya juga gembelers :p. Sampai disitu kira-kira 20 menit perjalanan. Ngeliat situ nya ternyata tidak terlalu luas, airnya pun cetek. Awalnya sedikit kecewa, tapi setelah mengelilingi pinggiran situ, ketemu dengan spot yang lumayan bagus untuk foto-foto. Sebuah jembatan usang di tepi
Anggota gembelers yang melakukan perjalanan yaitu man, gam, san, fan, lim, bay, dan saya sendiri. Perjalanan yang sekarang ini sebenarnya di luar perkiraan, soalnya cuma ada jeda waktu 1 minggu dari perjalanan yang ke pulau tidung. Catatan yang ke tidung bisa dibaca di sini, sini, dan sini. Oke, lanjut lagi. Ntah siapa yang ngasih ide ini duluan, tapi semuanya tertarik dengan dukungan tanggal merah yang ada di kalender. Ngobrol-ngobrol bentar, disepakati titik temu untuk keberangkatan di terminal bus Baranang Siang, tepatnya di depan kantor polisi yang disitu.
Orang pertama yang hadir adalah saudara san, dengan celana pendek, sendal jepit, dan rambut gondrongnya yang keriting. Awalnya heran ngeliat tu orang ada disitu, soalnya dari list awal dia tidak masuk. Pas ditanyain juga dia ngomongnya mau ke jakarta, jadi saya ga curiga. Selang lima menit, dia nanya kemana gembelers yang lain. Lah kok nanyain yang lain? Bukannya dia mau ke Jakarta? Taunya semalam dia sudah negosiasi dengan saudara gam lewat dunia maya. Gw ma ketawa aja, kenapa ga dari awal dia bilang mau ikutan, hahahaha.
Orang ketiga yang datang adalah saudara fan dengan tikar ajaib nya. Yang ini gayanya hampir mirip dengan saudara san, celana pendek tanpa rambut gondrong. Disusul kedatangan saudara gam dan man yang lengkap dengan tas gede masing-masing. Orang terakhir yang datang adalah saudara bay, yang molor jauh banget waktunya, hampir 1 jam. Alasannya sih bisa diterima, soalnya buat kepentingan bersama, yaitu ngambil tenda di rumah temannya.
Tanpa pikir panjang, mulai mencari kendaraan yang bisa langsung ke tujuan. Awalnya masih bingung mau milih naik bus atau naik colt (L300). Timang-timang, akhirnya milih naik colt biar cepat sampai, dengan konsekuensi di perjalanan akan melakukan kegiatan sport jantung :D. Ternyata emang benar euy, baru 1 jam udah mulai kerasa sport nya, colt tidak mengenal macet rupanya.
Perjalanan memakan waktu 3 jam plus sport jantung. Sampai di pemberhentian pertama, di depan kantor polisi. Disini mulai lagi kebingungan terjadi, tidak ada yang tau jalan selanjutnya kemana. Gam dan man mencari informasi ke kantor polisi dan hasilnya arah yang benar pun didapatkan. Jalan kaki sekitar 10 menit, mencari terminal lagi. Bingung lagi, yah tanya lagi. Soalnya ga tau lagi naik apa ke Situ Gunung nya. Nanya-nanya dapat info naik angkot merah.
Sekitar 30 menitan sampai sudah di pintu gerbang Situ Gunung. Tak disia-siakan, langsung dokumentasi di depan pintu gerbang. Ngurus tiket masuk, bayar-bayar, sudah bisa memulai perjalanan offroad nya. Tapi suara perut kosong pun terdengar yang memaksa untuk turun lagi sedikit ke bawah nyari tempat makan. Dengan naluri kelaparan, mulai mengandalkan indera penciuman untuk mencari makan. Sampe depan warung, langsung pesan nasi dan lauk pauknya.
Acara makan dan istirahat sejenak sambil nanya-nanya keadaan diatas gimana. Perut udah tenang, perjalanan dilanjutkan. Kita dihadapkan dengan persimpangan jalan, mau ngambil kiri atau kanan. Kiri menuju situ nya sendiri, yang kanan menuju curug alias air terjun. Sesuai dengan voting, jalan kiri pun di pilih. Jalan nya lumayan bagus untuk ukuran di gunung, karena masih bisa dilalui oleh mobil-mobil bagus. Jalan kaki menjadi pilihan utama, namanya juga gembelers :p. Sampai disitu kira-kira 20 menit perjalanan. Ngeliat situ nya ternyata tidak terlalu luas, airnya pun cetek. Awalnya sedikit kecewa, tapi setelah mengelilingi pinggiran situ, ketemu dengan spot yang lumayan bagus untuk foto-foto. Sebuah jembatan usang di tepi
Comments
Post a Comment