Tulisanku Inspirasiku

Saat bunga mulai berguguran Tidak lah harus disesali Ambil hikmah dari semua yang terjadi Jangan lah menyerah dengan keadaan Berpikir positif, doa, dan usaha lah

Sungguh bahagia terasa penuh dalam hati Senyum simpul terukir di pipi iringi hari Saat detik demi detik terlalui Seiring waktu hadirmu selalu kami nanti Wahai pujaan hati, adindaku tersayang Perjuanganmu semakin lama semakin menantang Dulu engkau bisa melompat girang Kini harus siap berjuang Ya ALLAH yang maha pengasih Sungguh pemberiannya begitu indah Walau nantinya akan membuat hamba resah Tapi hamba berserah diri kepada kehendakmu ya ALLAH Berikanlah kami yang terbaik Engkau tahu semua itu dengan mutlak Kami hanya bisa berdoa dan berusaha Hanya engkau lah ya ALLAH yang memutuskannya

Yah, beginilah jadinya. Mau marah tidak tau marahin siapa, mau protes juga ga bakalan didengarkan sama mereka. Semalaman rumah dibuat gelap gulita oleh PLN. Sungguh dirimu begitu terlalu wahai PLN. Baru kali ini sih ngerasain mati listrik sampai 13 jam, bikin tidur pun ga tenang gara-gara kegerahan.

Sejak menikah, salah satu aktifitas tambahan saya adalah perjalanan pulang pergi dari Medan ke Sibuhuan. Biasanya Jumat malam jalan dari Medan dan Sabtu pagi sudah sampai di loket Sibuhuan. Bukannya langsung ke rumah untuk istirahat, malah langsung pesan tiket buat berangkat besok Minggu-nya biar dapat posisi yang enak, hehehe. Pertamanya pulang dari Medan ke Sibuhuan naik bus Putra Padang Bolak. Tapi setelah itu tidak mau lagi menggunakan bus ini, karena baru pertama kali naik sudah telat berangkatnya. Sesuai perkiraan juga, telat berangkat berarti telat juga sampainya di Sibuhuan. Jelas saja, saya baru sampai di Sibuhuan jam 11 siang, mana perut udah keroncongan dan merasa banyak waktu yang terbuang sia-sia. Akhirnya memutuskan untuk mencoba armada lainnya, antara Batang Pane Baru atau Barumun. Tapi istri langsung menyarankan naik