Sesuai judulnya nih, sedikit mengeluarkan isi kepala yang sudah mulai full. PDAM di Medan ini ternyata mengecewakan sekali untuk pelayanannya. Tidak adanya sosialisasi tentang perubahan sistem pembayaran dari mereka jemput bola menjadi jaga kandang, jam kerja PDAM yang makin pendek 08.00 - 15.00 WIB Senin - Jumat, loket pelayanannya tidak difungsikan semua, dan yang terakhir adalah antrean yang membludak. Ini case-nya yang tempat pembayaran di jalan Petani No 1, yang seberang jalannya taman makam pahlawan.
Bulan-bulan sebelumnya pihak PDAM Medan mengutus perpanjangan tangan mereka untuk mengetuk pintu rumah warga. Tujuannya untuk mengantarkan tagihan pemakaian air dan bisa langsung bayar disitu juga. Ini yang saya anggap mereka jemput bola. Awalnya mikir kenapa udah tahun 2014 ini masih mengandalkan sistem manual seperti ini?? Apa belum bisa online gitu. Kekurangannya sistem ini sih memang terkadang rumah yang saat dikunjungi itu tidak ada penghuninya, berarti tagihan itu akan diantar kembali bulan depan beserta dendanya.
Dengar-dengar tadi saat warga bercengkrama di luar sambil mengeluarkan kekesalannya, ternyata harusnya per 1 November pembayaran PDAM sudah bisa online. Tapi ada warga yang mencoba di ATM belum ada pilihan untuk pembayaran tagihan air PDAM Medan. Jadi informasinya masih simpang siur alias masih isu-isu gitu. Karena melihat banyaknya warga yang antre sampai diluar loket pembayaran, saya sempat mau mengurungkan niat untuk pulang saja. Tapi ada suara yang saya dengar ternyata antrean yang sekarang itu sudah kloter kedua. Kaget juga mendengarnya. Jadi saya coba minta nomor antrean dan dapatlah nomor 72 seperti di gambar.
Saya tanya ke satpamnya, ini kira-kira masih bisa ga dapat giliran sebelum jam 3? Dia bilang mungkin pak, karena mereka ga ada waktu istirahatnya. Waw, hebat yah ga ada waktu istirahatnya, hehehe. Mungkin gara-gara itu kali yah waktu kerjanya jadi lebih cepat pulang di jam 3 sore. Ok, sekarang mari kita buat hitung-hitungannya.
Kondisi awal nih:
a. Nomor antrean yang saya pegang adalah nomor 72
b. Di dalam loket masih kloter pertama, dan baru memasuki nomor antrean 30an.
c. Asumsikan nomor antreannya di dalam sudah nomor 35
d. Seorang pelanggan dilayani rata-rata 5 menit
Jadi kalau dihitung saya nomor antrean ke (100-35)+72 = 65+72 = 137
Waktu yang harus saya luangkan adalah 136 * 5 menit = 680 menit = 11 jam lebih.
kalau kita kecilin lagi waktu pelayanan jadi 2 menit, maka 136 * 2 menit = 272 menit = 4,5 jam lebih.
Wakakakak, itu belum ditambah sama berantemnya pelanggan sama orang loketnya loh. Jadi saya putuskan untuk tidak kembali lagi kesana. Mudah-mudahan pembayaran onlinenya cepat berfungsi agar tidak membuang-buang waktu antre di loket cuma buat bayar air ini.
Bulan-bulan sebelumnya pihak PDAM Medan mengutus perpanjangan tangan mereka untuk mengetuk pintu rumah warga. Tujuannya untuk mengantarkan tagihan pemakaian air dan bisa langsung bayar disitu juga. Ini yang saya anggap mereka jemput bola. Awalnya mikir kenapa udah tahun 2014 ini masih mengandalkan sistem manual seperti ini?? Apa belum bisa online gitu. Kekurangannya sistem ini sih memang terkadang rumah yang saat dikunjungi itu tidak ada penghuninya, berarti tagihan itu akan diantar kembali bulan depan beserta dendanya.
Dengar-dengar tadi saat warga bercengkrama di luar sambil mengeluarkan kekesalannya, ternyata harusnya per 1 November pembayaran PDAM sudah bisa online. Tapi ada warga yang mencoba di ATM belum ada pilihan untuk pembayaran tagihan air PDAM Medan. Jadi informasinya masih simpang siur alias masih isu-isu gitu. Karena melihat banyaknya warga yang antre sampai diluar loket pembayaran, saya sempat mau mengurungkan niat untuk pulang saja. Tapi ada suara yang saya dengar ternyata antrean yang sekarang itu sudah kloter kedua. Kaget juga mendengarnya. Jadi saya coba minta nomor antrean dan dapatlah nomor 72 seperti di gambar.
Saya tanya ke satpamnya, ini kira-kira masih bisa ga dapat giliran sebelum jam 3? Dia bilang mungkin pak, karena mereka ga ada waktu istirahatnya. Waw, hebat yah ga ada waktu istirahatnya, hehehe. Mungkin gara-gara itu kali yah waktu kerjanya jadi lebih cepat pulang di jam 3 sore. Ok, sekarang mari kita buat hitung-hitungannya.
Kondisi awal nih:
a. Nomor antrean yang saya pegang adalah nomor 72
b. Di dalam loket masih kloter pertama, dan baru memasuki nomor antrean 30an.
c. Asumsikan nomor antreannya di dalam sudah nomor 35
d. Seorang pelanggan dilayani rata-rata 5 menit
Jadi kalau dihitung saya nomor antrean ke (100-35)+72 = 65+72 = 137
Waktu yang harus saya luangkan adalah 136 * 5 menit = 680 menit = 11 jam lebih.
kalau kita kecilin lagi waktu pelayanan jadi 2 menit, maka 136 * 2 menit = 272 menit = 4,5 jam lebih.
Wakakakak, itu belum ditambah sama berantemnya pelanggan sama orang loketnya loh. Jadi saya putuskan untuk tidak kembali lagi kesana. Mudah-mudahan pembayaran onlinenya cepat berfungsi agar tidak membuang-buang waktu antre di loket cuma buat bayar air ini.
Comments
Post a Comment